http://www.dpr.go.id/id/berita/komisi8/2013/okt/21/6911/Komisi-VIII-Pertanyakan-Evaluasi-Kemensos-atas-PKH-dan-KUBE
Jangankan Biyarkan Kreasi Terputus Karena Kemiskinan
Blog ini masih dalam Tahap Uji Coba, Berita yang di tampilkan belum lengkap.

Bimbingan Tehnik Kabupaten Klungkung
Blog ini masih dalam Tahap Uji Coba, Berita yang di tampilkan belum lengkap.

Jumat, 29 November 2013


Kamis, 28 November 2013


Politikindonesia - Indonesia dinilai menjadi
pelaksana bantuan tunai bersyarat (conditional cash transfers) yang
cukup berhasil di Asia, bersama dengan beberapa negara lain seperti
Filipina. Memasuki program ditahun ke-6 sejak 2007, saat ini semakin
banyak Pemda yang memberikan respon positif dengan menyatakan
kesediaannya berpartisipasi dengan “sharing anggaran” melalui APBD.
Demikian disampaikan Dr. Andi ZA Dulung, MSc, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial pada pembukaan Rapat Koordinasi Tingkat Pusat Program Keluarga Harapan tahap 1 Tahun 2012, di Sahid Hotel Lippo Cikarang.
Kata Andi, penilaian tersebut didapatkan dari pihak lembaga-lembaga non pemerintah nasional dan internasional yang telah terlibat aktif melakukan evaluasi maupun kajian PKH selama ini.
“Memasuki program ditahun ke-6 sejak 2007, saat ini semakin banyak Pemda yang memberikan respon positif dengan menyatakan kesediaannya berpartisipasi dengan “sharing anggaran” melalui APBD," jelas Andi.
Sementara itu, Direktur Jaminan Sosial Edi Suharto, M.Sc. Ph.D memfokuskan koordinasi kali ini dalam 3 bagian. Pertama, masalah sinergitas implementasi basis data terpadu, kedua, sinergitas implementasi pelayanan service provider bidang pendidikan dan kesehatan, dan ketiga, pada mekanisme komunikasi untuk sinergitas dan Implementasi PKH.
Wisnu Agung Prasetya, Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial Dan Bencana yang hadir dalam pertemuan tersebut, menyampaikan optimisme akan keberhasilan PHK dalam melayani 5,9 juta warga sangat miskin di 2014 nanti.
“Tantangannya adalah koordinasi, dan kita senang karena muncul spontanitas dan ide-ide terobosan yang semakin gemilang ditengah data program perlindungan sosial (PPLS) terbaru, dan arahan yang semakin jelas dan kongkrit," ungkapnya.
Sebagai contoh, usulan adanya asistensi dari pendamping program PKH kepada kepala daerah terkait "sharing anggaran" merupakan langkah maju.
“Data bisa dari TNP2K, namun kebutuhan di daerah seperti jumlah perawat yang dibutuhkan, akses dan jumlah Poliklinik desa, merupakan inisiatif daerah, dimana assesmen para pendamping program akan menjadi masukan bagi Bupati," terang Wisnu seraya menambahkan, dengan kualifikasi dan rekrutmen yang baik, para pendamping program PKH ini pantas kita sebut sebagai peneliti sosial.
(ron/rin/kap)Demikian disampaikan Dr. Andi ZA Dulung, MSc, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial pada pembukaan Rapat Koordinasi Tingkat Pusat Program Keluarga Harapan tahap 1 Tahun 2012, di Sahid Hotel Lippo Cikarang.
Kata Andi, penilaian tersebut didapatkan dari pihak lembaga-lembaga non pemerintah nasional dan internasional yang telah terlibat aktif melakukan evaluasi maupun kajian PKH selama ini.
“Memasuki program ditahun ke-6 sejak 2007, saat ini semakin banyak Pemda yang memberikan respon positif dengan menyatakan kesediaannya berpartisipasi dengan “sharing anggaran” melalui APBD," jelas Andi.
Sementara itu, Direktur Jaminan Sosial Edi Suharto, M.Sc. Ph.D memfokuskan koordinasi kali ini dalam 3 bagian. Pertama, masalah sinergitas implementasi basis data terpadu, kedua, sinergitas implementasi pelayanan service provider bidang pendidikan dan kesehatan, dan ketiga, pada mekanisme komunikasi untuk sinergitas dan Implementasi PKH.
Wisnu Agung Prasetya, Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial Dan Bencana yang hadir dalam pertemuan tersebut, menyampaikan optimisme akan keberhasilan PHK dalam melayani 5,9 juta warga sangat miskin di 2014 nanti.
“Tantangannya adalah koordinasi, dan kita senang karena muncul spontanitas dan ide-ide terobosan yang semakin gemilang ditengah data program perlindungan sosial (PPLS) terbaru, dan arahan yang semakin jelas dan kongkrit," ungkapnya.
Sebagai contoh, usulan adanya asistensi dari pendamping program PKH kepada kepala daerah terkait "sharing anggaran" merupakan langkah maju.
“Data bisa dari TNP2K, namun kebutuhan di daerah seperti jumlah perawat yang dibutuhkan, akses dan jumlah Poliklinik desa, merupakan inisiatif daerah, dimana assesmen para pendamping program akan menjadi masukan bagi Bupati," terang Wisnu seraya menambahkan, dengan kualifikasi dan rekrutmen yang baik, para pendamping program PKH ini pantas kita sebut sebagai peneliti sosial.
Sumber :
http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politik&i=31543
Kamis, 14 November 2013


(Denpasar, 13 April 2012) Pemerintah Provinsi Bali dibawah
kepemimpinan Gubernur Made Mangku Pastika kembali meraih prestasi
membanggakan, kali ini Pemprov Bali meraih Penghargaan Program Keluarga
Harapan
(PKH) untuk kategori Prosentase Rata-Rata Dana Sharing PKH APBD I
Tertinggi Wilayah Timur Tahun
2011. Demikian ini disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali, I
Ketut Susrama, di ruang kerjanya, Jumat (13/4). Program keluarga
Harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan.
Penerima
bantuan PKH adalah rumahtangga sangat miskin (RTSM) yang memiliki
anggota keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15 tahun (atau usia 15-18
tahun namun belum menyelesaikan pendidikan dasar) dan/atau ibu
hamil/nifas.
PKH memberikan bantuan tunai kepada RTSM dengan mewajibkan RTSM tersebut mengikuti persyaratan yang ditetapkan program, yaitu: (i)menyekolahkan anaknya di satuan pendidikan dan menghadiri kelas minimal 85% hari sekolah/tatap muka dalam sebulan selama tahun ajaran berlangsung, dan (ii) melakukan kunjungan rutin ke fasilitas kesehatan bagi anak usia 0-6 tahun, ibu hamil dan ibu nifas.
Lebih jauh Susrama mengatakan, Selasa (10/4) dirinya yang mewakili Gubernur Bali menerima piagam PKH award dari Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri pada acara rakornas PKH Wilayah Timur di Hotel Clarion, Makassar. "Tahun 2011 kami menganggarkan 100 juta dana sharing APBD untuk mendukung PKH sebagai wujud komitmen pengentasan
kemiskinan yang ditekankan bapak Gubernur", ujarnya. Untuk tahun 2012 ini Provinsi Bali telah menganggarkan 150 juta untuk sosialisasi PKH di Kabupaten/Kota serta melakukan monitoring dan evaluasi.
Masih menurut Susrama, selain memperoleh penghargaan, Provinsi Bali juga berhasil menambah satu Kabupaten, yaitu Tabanan untuk terlibat dalam program PKH dari Kemensos. "Bali sudah terlibat sejak tahun 2010 dengan
mengikutsertakan Buleleng dan Karangasem, terakhir berdasarkan rekomendasi dan hasil survey dari pusat, Kabupaten Tabanan diikutkan untuk Tahun 2012", ujarnya. Menurutnya untuk tahun 2012 Provinsi Bali mengajukan tiga Kabupaten yaitu Klungkung, Bangli dan Tabanan namun baru Tabanan yang lolos verifikasi.
Ia mengatakan dengan PKH, Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) menerima dana maksimal Rp. 2.200.000 per tahun. Dana itu berupa dana tetap sebesar 200 ribu rupiah, 400 ribu untuk anak menempuh SD, 800 ribu untuk anak menempuh SMP/SLTA dan 800 ribu rupiah untuk ibu hamil, imbuhnya. "PKH merupakan program nasional yang sangat strategis untuk mengentaskan kemiskinan di Bali", tutupnya.
http://www.baliprov.go.id/DUKUNG-PROGRAM-KELUARGA-HARAPAN--BALI-RAIH-PKH-AWARD-2012
PKH memberikan bantuan tunai kepada RTSM dengan mewajibkan RTSM tersebut mengikuti persyaratan yang ditetapkan program, yaitu: (i)menyekolahkan anaknya di satuan pendidikan dan menghadiri kelas minimal 85% hari sekolah/tatap muka dalam sebulan selama tahun ajaran berlangsung, dan (ii) melakukan kunjungan rutin ke fasilitas kesehatan bagi anak usia 0-6 tahun, ibu hamil dan ibu nifas.
Lebih jauh Susrama mengatakan, Selasa (10/4) dirinya yang mewakili Gubernur Bali menerima piagam PKH award dari Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri pada acara rakornas PKH Wilayah Timur di Hotel Clarion, Makassar. "Tahun 2011 kami menganggarkan 100 juta dana sharing APBD untuk mendukung PKH sebagai wujud komitmen pengentasan
kemiskinan yang ditekankan bapak Gubernur", ujarnya. Untuk tahun 2012 ini Provinsi Bali telah menganggarkan 150 juta untuk sosialisasi PKH di Kabupaten/Kota serta melakukan monitoring dan evaluasi.
Masih menurut Susrama, selain memperoleh penghargaan, Provinsi Bali juga berhasil menambah satu Kabupaten, yaitu Tabanan untuk terlibat dalam program PKH dari Kemensos. "Bali sudah terlibat sejak tahun 2010 dengan
mengikutsertakan Buleleng dan Karangasem, terakhir berdasarkan rekomendasi dan hasil survey dari pusat, Kabupaten Tabanan diikutkan untuk Tahun 2012", ujarnya. Menurutnya untuk tahun 2012 Provinsi Bali mengajukan tiga Kabupaten yaitu Klungkung, Bangli dan Tabanan namun baru Tabanan yang lolos verifikasi.
Ia mengatakan dengan PKH, Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) menerima dana maksimal Rp. 2.200.000 per tahun. Dana itu berupa dana tetap sebesar 200 ribu rupiah, 400 ribu untuk anak menempuh SD, 800 ribu untuk anak menempuh SMP/SLTA dan 800 ribu rupiah untuk ibu hamil, imbuhnya. "PKH merupakan program nasional yang sangat strategis untuk mengentaskan kemiskinan di Bali", tutupnya.
http://www.baliprov.go.id/DUKUNG-PROGRAM-KELUARGA-HARAPAN--BALI-RAIH-PKH-AWARD-2012
Rabu, 13 November 2013


- Seleksi dan Penetapan lokasi PKH
- Sosialisasi dan Rapat Koordinasi
- Rekruitmen dan Diklat Pendamping- Operator PKH
- Pembentukan Sekretariat UPPKH Kab/Kota (Perangkat SIM PKH)
- Pertemuan Awal dan Validasi calon Peserta PKH
- Pembayaran pertama kali dan Rekonsiliasi
- Bimbingan Teknis (Reguler dan Service Provider)
- Verifikasi komitmen peserta PKH pada layanan Kesehatan dan Pendidikan
- Pembayaran berdasarkan verifikasi
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan



Hak RTSM : Mendapatkan bantuan uang tunai
Tanggung jawab RTSM :
- Memeriksakan anggota keluarganya (Ibu Hamil dan Balita) ke fasilitas kesehatan (Puskesmas, dll).
- Menyekolahkan anaknya dengan tingkat kehadiran sesuai ketentuan
Langganan:
Postingan (Atom)